Kegiatan puasa intermiten telah dikenal membawa beragam manfaat bagi kesehatan, tetapi bagaimana dengan peranannya dalam mengatasi diabetes? Diabetes, sebuah tantangan kesehatan kronis yang memengaruhi cara tubuh memproses glukosa. Ketika diabetes muncul, insulin dalam tubuh bisa berkurang atau bekerja tidak optimal, berpotensi mengakibatkan peningkatan kadar gula darah.
Tapi jangan khawatir, karena terdapat sejumlah strategi yang dapat diambil untuk mengendalikan diabetes. Salah satu pendekatannya adalah melalui pengaturan pola makan yang cermat. Artikel ini akan membahas bagaimana puasa intermiten dapat menjadi bagian dari perencanaan perawatan diabetes yang komprehensif dan apakah metode ini tepat digunakan bagi penderita diabetes.
Apa Itu Puasa Intermiten?
Puasa intermiten adalah praktik mengatur jendela makan, di mana seseorang membatasi waktu makan mereka dalam sehari atau dalam seminggu. Konsepnya sederhana: bukan seberapa banyak yang Anda makan, melainkan kapan Anda makan. Puasa intermiten memungkinkan Anda untuk mengontrol periode waktu di mana Anda makan, seringkali dengan jeda tertentu antara periode makan. Mulai dari jeda beberapa jam hingga beberapa hari, puasa intermiten telah menjadi perbincangan hangat dalam dunia kesehatan dan kebugaran.
Cara Mengikuti Puasa Intermiten untuk Diabetes

Puasa Intermiten – 16:8
Salah satu jenis puasa intermiten yang populer adalah 16:8 atau 16/8. Pada pola makan ini, seseorang hanya mengonsumsi makanan dalam jangka waktu maksimal 16 jam, yang biasanya berlangsung sepanjang malam. Sisanya, selama 8 jam, mereka dapat makan dua hingga tiga kali. Sebagai contoh, mungkin mereka makan malam pada pukul 6 sore dan sarapan pada pukul 10 pagi keesokan harinya. Pola puasa ini relatif mudah diikuti dan bisa dengan mudah dimasukkan ke dalam rutinitas harian seseorang.
Puasa Intermiten – 12:12
Pola puasa 12:12 melibatkan berpuasa selama 12 jam setiap harinya, memberi seseorang jendela waktu 12 jam untuk makan. Ini adalah pilihan yang sangat sesuai, terutama bagi pemula, karena lebih fleksibel dibandingkan dengan pola makan yang lebih ketat.
Puasa Intermiten – 20:4
Pola puasa 20:4 cocok untuk mereka yang tidak merasa lapar di siang hari, memiliki jadwal kerja yang padat, atau terbatas waktu untuk makan. Dalam pola ini, seseorang hanya memiliki jendela waktu 4 jam untuk makan, sementara sisanya, selama 20 jam, mereka berpuasa. Sebagai contoh, mereka mungkin hanya makan dua kali antara pukul 1 sore dan 5 sore, namun mengonsumsi cukup kalori dan nutrisi dalam jangka waktu singkat ini bisa menjadi tantangan tersendiri.
Puasa Intermiten – 5:2
Rencana 5:2 atau diet cepat menginspirasi standar makan selama 5 hari dan puasa selama 2 hari dalam seminggu. Selama dua hari puasa ini, seseorang hanya boleh mengonsumsi sekitar 500-600 kalori per hari, sementara pada lima hari lainnya, tidak ada batasan makan. Misalnya, seseorang bisa memilih untuk berpuasa pada hari Selasa dan Sabtu, tetapi penting untuk tidak berpuasa dua hari berturut-turut.
Puasa Intermiten – 24 Jam
Konsepnya sederhana: berpuasa selama 24 jam di antara waktu makan. Sebagai contoh, seseorang bisa makan pada pukul 8 malam dan berpuasa hingga pukul 8 malam keesokan harinya. Tujuannya adalah mengonsumsi satu kali makan dalam sehari dan berpuasa dalam jangka waktu yang lebih lama. Namun, perlu diperhatikan bahwa banyak ahli gizi tidak merekomendasikan rencana puasa ini.
Puasa Intermiten – 36 Jam
Jenis puasa ini lebih ketat dan merupakan perpanjangan dari rencana puasa 24 jam. Untuk mengikuti pola ini, seseorang dapat memulai dengan makan malam pada hari pertama, berpuasa sepanjang hari kedua, dan baru sarapan pada hari ketiga. Disarankan agar tidak melakukannya terlalu sering, terutama jika seseorang memiliki masalah kesehatan seperti diabetes.
Puasa Intermiten – Puasa Alternatif
Pola puasa alternatif melibatkan berpuasa dua hari sekali. Pada hari pertama, seseorang makan seperti biasa, tetapi pada hari kedua, mereka hanya mengonsumsi 500 kalori. Namun, perlu diingat bahwa puasa alternatif adalah jenis puasa intermiten yang sulit dipertahankan dalam jangka panjang.
Apakah Puasa Intermiten Dapat Menjadi Solusi untuk Diabetes?
Diabetes sering kali diikuti oleh peningkatan nafsu makan yang mendorong konsumsi makanan berlebihan. Dampaknya adalah tekanan berat pada pankreas untuk melepaskan insulin dalam jumlah besar. Selain itu, kelebihan glukosa dari makanan yang berlebihan disimpan dalam bentuk lemak, yang seiring waktu menyebabkan resistensi insulin dan peningkatan berat badan. Akibatnya, kondisi diabetes semakin parah. Puasa intermiten hadir sebagai solusi yang menjanjikan. Dengan memberikan jeda antara waktu makan, puasa intermiten memungkinkan tubuh untuk pulih.
Puasa ini menurunkan kadar insulin dan menjaga gula darah tetap stabil. Selain itu, ini juga mendukung proses detoksifikasi tubuh. Semua faktor ini penting dalam mengelola diabetes. Namun, perlu diingat bahwa efek puasa intermiten pada diabetes tipe 1 dan tipe 2 berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penderita diabetes tipe 2, rencana puasa intermiten 5:2 berhasil menghasilkan penurunan berat badan serta peningkatan kontrol gula darah. Namun, pada diabetes tipe 1, puasa intermiten mungkin tidak memberikan manfaat yang sama. Bahkan, hal ini bisa membuat pengelolaan diabetes semakin rumit dan meningkatkan risiko hipoglikemia.
Jadi, salah satu keuntungan utama puasa intermiten adalah peningkatan kontrol gula darah. Buktinya, puasa intermiten telah terbukti menurunkan kadar gula darah puasa sebesar 5,6% pada penderita diabetes tipe 2. Selain itu, puasa ini meningkatkan sensitivitas insulin, yaitu kemampuan tubuh untuk merespons insulin dan mengatur glukosa secara efektif. Studi juga menemukan bahwa puasa intermiten meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi kadar insulin pada individu dengan pradiabetes.
Ini membuka peluang lebih besar dalam mengelola diabetes, bahkan mencegahnya. Pradiabetes terjadi ketika kadar glukosa darah melebihi batas normal namun belum mencapai tingkat diabetes tipe 2. Puasa intermiten dapat menjadi solusi yang efektif untuk mencegah atau menunda perkembangan diabetes tipe 2 pada individu dengan pradiabetes.
Potensi Keuntungan Puasa Intermiten untuk Diabetes

Manajemen Berat Badan
Puasa intermiten bukanlah sekadar cara untuk mengendalikan berat badan, tetapi juga menjadi strategi yang potensial bagi penderita diabetes. Prinsip dasarnya sederhana: mengatur jumlah makanan yang dikonsumsi untuk merangsang penurunan total asupan kalori. Saat seseorang mengurangi jumlah kalori yang masuk dan meningkatkan pembakaran kalori, tubuh mulai mengandalkan cadangan lemaknya. Hasilnya? Penurunan berat badan yang sehat. Dalam pengelolaan diabetes, menjaga berat badan ideal adalah kunci keberhasilan.
Resistensi Insulin Rendah
Lebih lanjut, puasa intermiten juga bisa membantu mengatasi resistensi insulin. Penderita diabetes sering mengalami masalah ini, terutama jika mereka kelebihan berat badan. Puasa intermiten dapat mengurangi kadar insulin puasa dan resistensi insulin hingga 3 hingga 6% pada individu dengan pradiabetes. Puasa secara teratur juga meningkatkan sensitivitas insulin, yang berkontribusi pada tingkat insulin yang lebih sehat.
Perbaikan Seluler
Selain itu, puasa intermiten memberikan manfaat pada tingkat seluler. Penderita diabetes sering mengalami kerusakan sel, yang dapat menyebabkan masalah serius. Puasa intermiten membantu tubuh dalam proses detoksifikasi, memungkinkannya membersihkan limbah dan sampah sel yang dapat merusak fungsi dan integritas sel.
Kesehatan Jantung
Tidak hanya itu, puasa intermiten juga bermanfaat bagi kesehatan jantung individu dengan diabetes tipe 2. Mereka cenderung berisiko tinggi terhadap masalah kardiovaskular. Puasa intermiten membantu menstabilkan kadar glukosa darah dan menghilangkan radikal bebas yang merusak tubuh melalui proses detoksifikasi. Ini juga dapat menurunkan kadar trigliserida sebanyak 32%, mengurangi kolesterol jahat dalam tubuh. Oleh karena itu, bagi mereka yang ingin menjaga tekanan darah tetap stabil, puasa intermiten bisa menjadi pilihan yang sangat baik.
Apa Kerugian Puasa Intermiten untuk Diabetes?

Dehidrasi
Dehidrasi seringkali menjadi kesalahan umum yang dilakukan orang ketika mereka menjalani puasa intermiten. Ini terjadi karena mereka sering kali tidak cukup mengonsumsi air bersamaan dengan makanan mereka, yang mengakibatkan terjadinya dehidrasi. Terlepas dari apakah seseorang mengidap diabetes atau tidak, menjaga tubuh terhidrasi adalah kunci untuk mencegah potensi komplikasi kesehatan. Karena itulah, penting bagi kita semua untuk memastikan kita memiliki akses yang memadai terhadap air selama masa puasa.
Pesta Makan
Selain dehidrasi, pola makan selama periode non-puasa juga sering menjadi masalah. Contohnya, jika Anda sedang menjalani rencana puasa intermiten 20:4, sangat mungkin Anda merasa tergoda untuk makan berlebihan selama periode 4 jam tersebut. Akibatnya, tujuan berpuasa tersebut tidak tercapai dan menjadi tidak efektif.
Kelelahan dan Iritasi
Proses beradaptasi dengan pola puasa intermiten memang tidak selalu mulus. Terutama bagi penderita diabetes, dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk beradaptasi sepenuhnya. Selama periode ini, kelelahan dan penurunan energi mungkin akan dirasakan. Selain itu, perubahan mendadak dalam pola makan juga bisa menyebabkan perasaan mudah tersinggung pada beberapa orang.
Keasaman
Tidak hanya itu, lambung juga memainkan peran penting selama berpuasa. Lambung menghasilkan asam lambung untuk membantu dalam proses pencernaan. Ini terjadi setiap kali seseorang berpuasa atau tidak. Namun, ketika tidak ada makanan yang perlu dicerna, cairan asam lambung dapat merusak lapisan lambung, menyebabkan rasa sakit dan masalah pencernaan.
Apa yang Harus Diminum Saat Puasa Dengan Diabetes?
Saat menjalani puasa, khususnya bagi mereka yang mengidap diabetes atau masalah kesehatan lainnya, menjaga tubuh tetap terhidrasi adalah suatu keharusan. Terkadang, kita bisa merasa kekurangan cairan saat menjalani puasa intermiten. Oleh karena itu, penting untuk selalu memperhatikan asupan cairan kita. Namun, perlu diingat bahwa pilihan minuman juga memiliki peran penting.
Hindari minuman yang mengandung karbohidrat atau gula seperti soda diet, kopi dengan tambahan gula, atau minuman beraroma. Sebaliknya, pilihlah minuman yang ramah untuk diabetes dan tidak akan memengaruhi respons insulin Anda selama berpuasa. Minuman seperti air putih adalah pilihan terbaik untuk menjaga hidrasi tanpa memengaruhi kadar gula darah Anda. Selain itu, teh herbal tanpa gula atau air lemon hangat tanpa tambahan gula juga bisa menjadi alternatif yang baik. Pastikan untuk memilih minuman-minuman ini untuk menjaga tubuh Anda tetap terhidrasi dan sehat selama puasa intermiten.
Tips untuk Orang yang Melakukan Puasa Intermiten dengan Diabetes
- Sebelum Anda memasuki jadwal puasa berkala, penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda dan mencari pendekatan yang sesuai untuk Anda. Jangan lupa untuk menyesuaikan dosis obat Anda jika diperlukan.
- Penting untuk menjaga pola makan yang sehat. Meskipun waktu makan Anda lebih singkat, pilihlah makanan yang penuh nutrisi. Kepatuhan terhadap rencana makan diabetes Anda tetap krusial. Setiap penderita diabetes harus mengikuti rencana diet ketat yang kaya akan antioksidan, serat, dan rendah karbohidrat.
- Setelah berbuka, hindari makan makanan berat atau tinggi karbohidrat yang dapat segera meningkatkan kadar gula darah Anda. Sebagai alternatif, pilih makanan yang tinggi serat dan protein.
- Pantau glukosa darah Anda secara teratur. Puasa intermiten dapat mengubah dinamika glukosa darah Anda, jadi penting untuk memantau perubahan ini. Apakah Anda ingin tahu lebih banyak tentang target glukosa darah yang ideal?
- Jika Anda merasa pusing, sangat lelah, mual, atau sering buang air kecil, jangan ragu untuk berbuka puasa. Kesehatan Anda lebih penting daripada melanjutkan puasa. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum Anda memulai kembali puasa.
Selalu waspada terhadap efek sampingnya. Mengadaptasi diri dengan jadwal puasa mungkin memerlukan waktu. Tetapi dengan perencanaan yang baik dan perhatian pada kesehatan Anda, Anda dapat menghadapi puasa intermiten dengan diabetes dengan lebih baik.
Penutup
Belakangan ini, puasa intermiten telah menjadi sorotan sebagai metode yang potensial dalam mengelola bahkan membalikkan diabetes. Namun, penting untuk berhati-hati dalam menjalani puasa intermiten, terutama bagi mereka yang juga mengonsumsi obat diabetes. Kerja sama dengan seorang ahli diet atau endokrinologis berlisensi sangatlah penting untuk memastikan keamanan serta manajemen diabetes yang tepat saat memasukkan puasa intermiten dalam rutinitas harian.
Tidak peduli jenis puasa intermiten yang Anda pilih, sebagai penderita diabetes, Anda tidak boleh mengabaikan aspek-aspek penting seperti jumlah kalori, kualitas makanan, nilai karbohidrat, dan profil nutrisi. Puasa intermiten bisa menjadi langkah menuju peningkatan kesehatan dan kebugaran, namun, memilih protokol yang paling cocok untuk Anda adalah langkah kunci. Sebelum mencoba puasa intermiten, selalu diskusikan rencana ini dengan dokter Anda. Jika Anda ingin mendapatkan pandangan ahli mengenai semua pertimbangan ini, konsultasikanlah dengan pelatih kesehatan di Alodokter untuk panduan yang lebih mendalam!